Saturday, May 23, 2009

Kenapa Pria Selingkuh?



Kamis, 14 Mei 2009 | 16:03 WIB

KOMPAS.com - Pembahasan tentang perselingkuhan memang tidak ada habis-habisnya. Misalnya, mengapa pria berselingkuh? Konsultan perkawinan M. Gary Neuman membongkar kembali penelitian yang pernah dilakukannya mengenai ketidaksetiaan pria, dan mendapati bahwa kebanyakan jawabannya datang dari sudut pandang wanita. Apakah pria akan memberikan jawaban yang sama? Maka Neuman melakukan survei terhadap 200 suami yang pernah berselingkuh maupun tidak, untuk mendapatkan alasan sebenarnya di balik ketidaksetiaan pria. Hasilnya ia susun dalam buku berjudul The Truth About Cheating. Simak sebagian hasilnya berikut ini.

48% pria mengatakan ketidakpuasan emosional sebagai penyebab mereka berselingkuh.
Hanya 8% dari pria mengatakan bahwa ketidakpuasan seksual adalah faktor utama dalam perselingkuhan yang dilakukan. "Budaya kita mengatakan bahwa yang diperlukan pria untuk bahagia adalah seks," ujar Neuman. "Namun pria juga mahluk yang emosional. Mereka ingin pasangannya menunjukkan bahwa mereka dihargai, dan mereka ingin perempuan mengerti betapa sulit baginya untuk menyelesaikan masalah."

Pria memang tidak seperti wanita yang mudah mengekspresikan perasaannya, sehingga kita seringkali tidak tahu jika Si Dia membutuhkan pengakuan. Kebanyakan pria juga menganggap bahwa menuntut perhatian dari pasangan akan terkesan cengeng, namun di sisi lain mengakibatkan kebutuhan emosional mereka tidak terpenuhi. "Anda dapat menciptakan budaya saling menghargai dan memperhatikan dalam pernikahan. Sekali Anda melakukannya, pasangan pasti akan menerimanya," tambah Neuman.

66% pria yang berselingkuh mengaku merasa bersalah.
Ternyata, bukan cuma pria "brengsek" yang pernah berselingkuh. Dalam kenyataannya, 68% orang yang berselingkuh tak pernah berharap bahwa mereka akan tidak setia, dan hampir semua berharap tidak melakukannya, demikian hasil penelitian Neuman. Namun Anda tahu, rasa bersalah saja ternyata tidak menghentikan tindakan pria untuk berselingkuh. Pria, menurut Neuman, pandai membagi-bagi perasaan. Mereka bisa menahan perasaan mereka, dan menyelesaikannya belakangan. Jadi, meskipun pasangan Anda bersumpah tak akan berselingkuh, tetap lah waspada. Lebih baik Anda terus mengusahakan hubungan dan komunikasi yang harmonis.

77% pria yang berselingkuh memiliki teman baik yang juga berselingkuh.
Berteman dengan orang-orang yang tidak jujur dengan pasangannya membuat selingkuh seperti sesuatu yang normal, dan menganggapnya sebagai peluang. Ia akan berpikir, temannya adalah orang baik yang pernah membohongi istrinya. Kita memang tak bisa melarang pasangan untuk berteman dengan teman-temannya itu, namun kita bisa meminta agar suami lebih banyak menghabiskan waktu bersama di lingkungan yang tidak memungkinkan orang berselingkuh, misalnya di tempat olahraga atau di restoran keluarga. Strategi lainnya yang lebih mungkin dilakukan adalah membangun lingkungan sosial yang terdiri atas pasangan-pasangan yang harmonis.

40% pria yang berselingkuh menemui WIL-nya di tempat kerja.
"Seringkali wanita yang dijadikan selingkuhan di kantor adalah orang yang memujanya, mengaguminya, dan sering menghargai usahanya," jelas Neuman. Itulah sebabnya, penting bagi pria untuk merasa dihargai di rumah. Untungnya, ada peringatan yang jelas untuk melihat bahwa suami sedang dekat dengan rekan kerjanya: Jika ia beberapa kali menyebut nama seorang rekan kerja wanitanya, Anda harus mulai waspada. Inilah waktu bagi Anda berdua untuk menetapkan batasan-batasan apa yang boleh dan tidak boleh di tempat kerja, demikian saran Neuman. Bolehkah ia bekerja lembur jika di kantor hanya ada dia dan rekan wanitanya tersebut? Bisakah mereka melakukan perjalanan dinas bersama? Makan bersama di luar untuk mendiskusikan pekerjaan? Tanyakan pula apakah hal ini juga berlaku untuk Anda dengan rekan kerja pria di kantor Anda.

Hanya 12% pria berselingkuh yang mengatakan kekasih gelapnya lebih menarik daripada istrinya.
Dengan kata lain, pria tidak berselingkuh karena mengira akan melakukan hubungan seksual yang lebih hebat dengan wanita yang lebih menarik. Dalam banyak kasus, pria berselingkuh untuk mengisi kekosongan emosional. Pria merasakan koneksi dengan wanita lain, dan seks adalah sarananya. Maka jika Anda mengkhawatirkan ketidaksetiaan, berfokus lah untuk membentuk hubungan yang lebih bersifat memenuhi kebutuhan emosional pasangan, bukan sekadar mempercantik diri atau menguasai suatu posisi seks baru. Namun seks juga penting; inilah salah satu cara pria mengekspresikan cinta dan perasaannya pada Anda.

Hanya 6% pria berselingkuh yang melakukan hubungan intim degnan wanita yang ditemuinya pada hari yang sama.
Sebanyak 73% pria ingin mengenal wanita yang menjadi sasaran perselingkuhannya lebih dari sebulan sebelum mulai berselingkuh. Artinya, Anda seharusnya dapat menangkap tanda-tandanya sebelum perselingkuhan itu terjadi. Perhatikan, apakah ia mulai menghabiskan waktu lebih banyak di luar, berhenti mengajak bercinta, lebih sering menyulut pertengkaran, atau tidak menjawab panggilan Anda. Jika Anda berinisiatif mengkonfrontasinya, kebanyakan pria akan mengatakan bahwa berpikir untuk selingkuh pun tidak pernah, terutama jika hubungan secara fisik memang belum terjadi. Jika hal ini terjadi, saran Neuman, Anda lah yang harus mengontrol perilaku Anda. Jangan ragu menunjukkan penghargaan Anda untuknya, cari waktu untuk jalan-jalan bareng, dan tunjukkan inisiatif Anda untuk bercinta. Sampaikan juga bahwa Anda merasa ada sesuatu yang terjadi, tanpa menuduhnya, seperti, "Rasanya kok kita sekarang sudah jarang jalan-jalan bareng lagi, ya? Aku nggak pingin hubungan kita makin renggang."

Keterbatasan Ekonomi Sebabkan KDRT dan Perceraian




Selasa, 28 April 2009 | 19:24 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Alb. Hendriyo Widi Ismanto

BLORA, KOMPAS.com - Keterbatasan ekonomi keluarga menjadi penyebab utama kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT dan perceraian. Faktor yang mengedepankan uang di atas segala-galanya itu bahkan dapat menjadi pemicuk kekerasan seksual pada anak sendiri.

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berancana (BP3AKB) Kabupaten Blora, Suryanto, Selasa (28/4) di Blora, mengatakan selama 2008 terdapat 14 kasus KDRT di Blora. Sebanyak 10 kasus KDRT, tiga kasus perkosaan dan kekerasan seksual, dan satu kasus penelantaran.

Kasus paling tragis menyangkut kekerasan seksual ayah kandung terhadap anaknya yang masih duduk di bangku kelas VI SD di Cepu. Kejadian itu akibat kesibukan ibu yang bekerja sebagai pedagang asongan di kereta api.

Menurut Suryanto, ibu itu menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga, karena suaminya tidak bekerja. Selama ibu itu bekerja dan pulang larut malam, suaminya menggauli anak perempuannya. "Setelah diusut ternyata sang ibu jarang memenuhi hasrat suaminya lantaran sibuk bekerja," kata dia.

Selama ini, Suryanto menambahkan, Pemerintah Kabupaten Blora kurang memerhatikan kasus-kasus itu. Paling-paling hanya Kepolisian Resor Blora yang menangani kasus itu dari sisi pelanggaran hukum.

Pada Mei 2009, Pemerintah Kabupaten Blora akan membentuk Tim Pelayanan Terpadu Korban Tindak Kekerasan Berbasis Gender dan Anak. Tim itu beranggotakan antara lain BP3AKB, Polres Blora, Dinas Kesehatan, dan Kejaksaan Negeri Blora.

"Jika ada kasus menyangkut perempuan dan anak, tim akan menanganinya secara terpadu, dari sisi hukum, psikologis, konseling, dan pendampingan intensif," kata Suryanto.

Di Rembang, keterbatasan ekonomi kerap memicu perceraian. Berdasarkan data Pengadilan Agama Rembang, kasus perceraian yang ditangani pada 2008 sebanyak 898 kasus. Angka itu lebih tinggi ketimbang tahun sebelumnya, 859 kasus.

Sebanyak 585 kasus merupakan gugatan dari pihak perempuan, sedangkan 313 kasus adalah talak yang dijatuhkan suami, kata Ketua Pengadilan Agama Rembang Zaenal Hakim.

Menurut Zaenal, penyebab utama perceraian itu adalah masalah ekonomi, yaitu sebanyak 65 persen. Faktor itu memicu suami menjadi pemabuk, bertindak kasar terhadap anggota keluarga, dan selingkuh.

Para perempuan yang mengajukan cerai kebanyakan berasal dari pasangan muda usia 25 tahun ke bawah. Persentasenya mencapai 78 persen, kata dia.
SolveDating Free Online Dating Service - a free online dating service dedicated to solving dating. Also includes dating advice and analysis of online dating services.

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

 Subscribe in a reader

Add to Webwag

Add to Google Reader or Homepage